- Hal dasar yang perlu disediakan untuk budidaya ulat hongkong yakni kandang, media pemeliharaan, bibit dan pakannya. Untuk tempatnya ( kandang ) ulat ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan triplek dengan ukuran yang telah sesuai dengan yang diperlukan. Kotak dari teriplek tersesbut kemudian dibuat seperti model rak yang disusun dengan cara meningkat kemudian dengan memiliki jarak antara rak sekitar 10 cm, serta dengan dilapisi lakban pada bibirnya agar ulat tidak molos atau kabur. Kandang ini juga bisa berupa kontainer plastik yang bisa didapat dengan mudah membeli ditoko.
- Persiapan yang berikutnya dalam teknik beternak untuk ulat hongkong ini ialah dengan media pemeliharaan, untuk media yang digunakan dalam memelihara ulat hongkong ialah dengan mencampur dari bahan dedak halus atau polard dengan ampas tahu kering. Lalu media ini dimasukan ke dalam rak-rak atau container yang digunakan sebagi tempat atau kandang dengan memiliki ketebalan sekitar seperempat bagian dari jumlah ketinggian wadah. Sedangkan untuk bibit ulat hongkong ini sendiri dapat kita beli dipeternak lain maupun ditempat atau toko pakan hewan.
- Setelah dengan mempersipakan kandang, media, dan serta dengan bibit, teknik membudidayakan yang selanjutnya yang harus diperhatikan ialah pakan ulat hongkong. Ulat hongkong ialah larva yang hewan yang bisa memakan apa saja mulai dari pakan ayam, ampas tahu, batang pohon pisang, batang talas, papaya, labu siam dan juga sawi. Dipastikan untuk saat mengganti pakan dengan secara berkala agar hal ini tidak membusuk dan menjadi sarang penyakit bagi ulat hongkong.
- Untuk beternak ulat hongkong ini tidaklah sulit, langkah pertama bibit ulat hongkong yang sudah dimasukkan ke dalam kandang selanjutnya dipelihara selama sekitar 90 hari sampai berubah menjadi kepompong. Dan jangan lupa memisahkan kepompong denga larva ulat hongkong yang belum berubah ke dalam wadah yang lain karena larva bisa saja memakan kepompong tersebut.
Kemudian sekitar 10 hari kepompong akan berubah menjadi serangga berwarna putih yang akan berubah menjadi kecoklatan lalu hitam dan menjadi sebuah kumbang. Kumbang inilah yang nantinya akan menghasilkan sebuah telur dan bibit yang baru.
Kemudian pindahkan kumbang tersebut kewadah tersendiri lalu biarkan agar melakukan proses reproduksi. Sekitar sudah sepuluh hari lakukan ( pengayakan ) untuk dapat dipisahkan kumbang dan telurnya. Selanjutnya kembalikan telur ke wadah dan tempatkan kumbang di wadah baru agar mereka dapat melakukan proses reproduksi lagi. Lakukan cara ini dengan berkala, telur yang dihasilkan lalu akan berubah menjadi ulat hongkong yang setelah berumur 50 hari dan sudah cukup besar lalu bisa untk dipasarkan. - Untuk pemeliharaan pada suhu dalam kandang sangatlah penting, hal yang pertama yakni menjaga kandang pada suhu 29 – 30 derajat celcius yang merupakan suhu yang ideal untuk perkembang biakan ulat hongkong. Untuk selalu diperhatikan juga warna kulit ulat karena ulat hongkong yang sehat memiliki warna kuning keemasan.
Apabila kulit ulat hongkong mengalami perubahan menjadi warna kuning kehitaman, maka perlu untuk mengurangi pemberian dedaunan dan dedak sebagai pakannya. Apabila ada ulat mati berwarna merah berilah pakan yang tidak terlalu basah. Segera untuk mengatasi masalah ini karena penularan dapat terjadi dengan sangat cepat sekali.met mencoba sob.....
Inilah kisah orang-orang yang mereguk sukses dari usaha pembenihan nila. Dari yang bekerja dulu di kolam orang lain hingga punya puluhan kolam sendiri dan kendaraan mewah. Deny Rusmawan, Direktur CV Dejeefish, Pembenih Ikan Nila Sukabumi Awalnya, pria kelahiran Sukabumi, 3 Juni 1974 ini hanya membantu pamannya yang menampung gurami dan memasarkannya. Karena sering kesulitan memperoleh gurami, ia bertekad punya kolam sendiri. Lalu ia membentuk plasma pemelihara gurami. Belakangan berkembang dengan berbagai jenis ikan, termasuk pembenihan nila. Varietas nila Gesit, juga Nirwana dan BEST menjadi andalannya. Meski modal awalnya hanya Rp3 juta dan tak punya kolam, kini ia memiliki 16 kolam. “Bisnis nila nggak ada matinya. Permintaan benih stabil,” tegas lulusan Sarjana Informatika, Unpad ini. Setiap minggu ia memasok larva nila ke Bandung hampir 200 liter. Satu liter berisi 20 ribu larva berarti ia memasok sekitar 4 juta larva. Ini di antaranya untuk menyuplai waduk Cirata dan Jat
Komentar
Posting Komentar